Kamis, 09 Mei 2013

Dear You


From “Dear You” to You
“Begitu bermaknanya setitik airmata untuk sebuah ketulusan hati. Inikah inginmu? Kau paksa aku menepi dan membiarkan diri untuk berkaca pada buramnya kaca cermin yang retak”

“Cinta yang ku jaga untukmu itu seperti bayanganku dalam cermin. Begitu nyata, tapi tak bisa kusentuh”

“Jangan pernah mengajariku untuk berpaling”

“Percuma, bergemingpun tidak. Lelahku kini melampaui batas logika, tapi tetap saja sia-sia. Kau selalu disini. Dihatiku, menggerogoti kalbu dengan rindu”

“Sesakit apapun, aku tetap ingin menjadi jembatan dan tiang tanpa sebab untukmu”

“Mampukah aku beranjak pergi? Dengan semua tentangmu yang pelan-pelan makin lama makin memberatkan langkahku? Padahal aku tak bisa berlama-lama disini. Padahal kaupun juga sudah lama tak disini”

“Kau adalah kata tunggal. Dilipatan hatimu, rindu ku bakukan. Tercetak dengan huruf tebal”

“Waktu. Waktu itu selalu ada dan siap ada. Kadang, kita yang cuek dan mencampakkannya hingga kebersamaan kita hilang maknanya. Iya, KITA!!”

Kisah ini adalah kisah yang tak sempurna…
Aku memang tak berhati besar untuk memahami hatimu disana. Aku juga tak berlapang dada untuk menyadari kau bukan milikku lagi. Tapi dengar dengarkan aku, aku akan bertahan sampai kapanpun. Maafkan aku yang tak sempurna tuk dirimu. Usailah sudah kisah yang tak sempurna untuk kita kenang…..Andai aku dapat merelakan setiap kepingan ukiran kenangan indah ini. Andai aku sanggup menjalani setiap detik dan waktu mendatang…Aku akan belajar memandirikan hatiku tanpa kamu. Aku akan belajar mendisiplinkan perasaan ini untuk bebal terhadapmu, terimakasih J J

1 komentar: