Realita
yang Ku Fiksikan
Untuk
kesekian kalinya Kanza mematut ulang dirinya didepan cermin. Lagi-lagi ia memoleskan
bedak dengan saput yang sudah mulai menipis itu ke wajahnya.
“Ya Tuhan Za, lu itu mau jadi vampire atau
apa? Daritadi bedakan terus” sungutku kesal.
“Haduh
Key, gue itu keringatan. Takutnya bedak gue ntar luntur. Kan nggak lucu kalau
Ryan datang terus gue nyambut doi dengan muka cemong-cemong” Sanggahnya, tetap fokus
memoleskan bedak ke wajahnya yang sebenarnya sudah putih dan cantik meskipun
tanpa make up.
Dia Kanza, hari ini adalah hari ulang
tahun Ryan, pacar tersayangnya. Seperti rutinitas perayaan ulang tahun pada
umumnya, aku membantu Kanza menyiapkan surprise
kecil-kecilan untuk Ryan. Aku membantunya membuat kue Tart serba cokelat
favorit Ryan dan membantunya memasak. Kupikir ini fenomena yang lumayan langka. Jangankan untuk memasak,
setauku mengupas bawang merah saja Kanza akan kesulitan, tapi hari ini ntah ia
kesambet arwah koki apa sehingga ia ingin memasak, yaa walaupun dibutuhkan
waktu lebih dari dua jam hanya untuk membuat sup jamur favorit Ryan. Kanza juga
menyiapkan sneakers putih sebagai
kado untuk Ryan. Konon untuk membeli sneakers
itu Kanza rela puasa jajan beberapa hari. Maklum, Kanza itu anaknya memang
totalitas, dia pasti akan memberikan yang terbaik untuk pasangannya, hahaha.
Hari ini ia terlihat sangat cantik.
Dengan sweater putih kedodoran bergambar Teddy Bear andalannya, celana jeans
hitam selutut, jam tangan casio baby putih yang terlingkar manis dilengannya,
dan bandana putih menghiasi rambutnya yang terurai, semua komponen yang ia
kenakan hari ini benar-benar menanmbah nilai plus penampilannya, casual but cute and perfect.
“Key,
balon-balonnya, dekorasinya, sama lunch nya
udah siap semua kan?”
“Udah
neng” Jawabku sambil membenahi posisi balon warna warni yang terikat kurang
sempurna di sudut ruangan.
Baru
saja Kanza hendak memulai titah ala mandornya, tiba-tiba bel rumahnya berdering.
Dengan buru-buru Kanza berlari kecil menuju depan pintu, mengurungkan niatnya
untuk cek dan ricek prepare surprise-nya
padaku.
“Key,
penampilan gue udah oke kan?” tanyanya untuk ke tujuh kalinya, atau mungkin lebih
jika terhitung sejak tadi pagi aku datang kerumahnya.
“Udah,
ayo buruan” aku mendorong tubuhnya pelan.
Kanza
membuka pintunya pelan, dan….
“SURPRISE!!!!!!” seperti sebuah koor
dadakan dengan intonasi dan ritme suara yang tumpang tindih, teriakan singkat
itu terdengar sangat kompak disusul dengan tawa riang.
Aku
yang berada dibelakang Kanza ikutan kaget. Seperti arak-arakan orang hendak
pinangan, Ryan datang membawa beberapa temannya. Ryan berdiri paling depan
dengan kemeja biru toska dan terlihat sangat manis. Dia membawa kue tart serba
putih dengan ornament couple yang
sedang berdansa ditengahnya, dan kurasa itu kue vanilla favorit Kanza. Dan seorang
teman yang berdiri disebelah Ryan membawa banner kain yang bertuliskan “You are My Best Present in my Birthday”
lantas beberapa temannya yang lain membawa masing-masing sebuah kotak kado
ditangannya, mulai dari ukuran mini sekecil kotak cincin sampai ukuran segedhe
kardus galon Aqua (ini sungguhan)
Dan di setiap kotak kado tersebut
tertempel masing-masing sebuah huruf, yang kalau dirangkai bertuliskan “I . L .
O . V . E. Y . O. U “. Aku bisa membacanya karena mereka berdelapan berbaris
berjejeran tepat dibelakang Ryan. Sadar dengan fenomena yang romantis tingkat
akut ini, aku mencubit pelan pinggang Kanza. Kanza yang daritadi bengong dan speechless pun mulai sadar. Matanya
berkaca-kaca. Yah, aku tau apa yang dia rasakan. Ryan benar-benar cowok
romantis. Kanza yang tadinya berniat memberinya surprise malah dibuat surprise
oleh mereka.
NB :
Hidup didunia ini dan dipertemukan dengan mereka benar-benar membuatku merasa
seperti hidup dalam sebuah cerita. Kisah ini aku tulis berdasarkan moment istimewa perayaan salah satu ulang
tahun sahabatku ( nama
tersamarkan J
). Dia dijuluki kaisar gombal yang super romantis. Namun menurutku
julukan kaisar gombal itu sebenarnya kurang cocok diplakatkan untuknya, karena dia
bukan tipe orang yang hobi membual manis alias ngegombal pada semua orang. Ia
hanya menyajikan kalimat manisnya itu untuk ceweknya, dan itupun bukan bualan,
tapi ungkapan perasaan ( katanya
sih gitu ) yang sengaja ia berikan untuk memberikan nutrisi
batin penguat cinta guna memperkokoh fondasi cinta mereka (hahahahah GUBRAK, cielah, emang dasar hobi hiperbola anak ini),
whaterver , yang jelas aku menulis
kisah ini karena ini merupakan salah satu moment
yang sangat istimewa, meskipun bukan ditujukan untukku, tapi aku juga take a part dalam moment ini meskipun hanya sebagai figuran, hahaha jadi envy
sama Ms. Ex J
J J . Ini realita yang ku fiksikan, nama
tokoh tersamarkan dan gaya bahasa yang sedikit ku ubah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar